BatasMedia99.com,- KARAWANG. Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang menelusuri kasus tewasnya Kintan Juniasari, karyawati pabrik, usai operasi tiga jari tangan di RS berinisial FM Karawang.
"Lagi ditelusuri meninggalnya kenapa, biar pun aman seaman-amannya, ada yang namanya kemungkinan. Kemungkinan kejadian yang di luar perhitungan, atau yang namanya risiko komplikasi. Tapi intinya, kita komunikasi apakah ada suatu kelalaian atau bukan," kata Kepala Dinkes Karawang, Endang Suryadi, Jumat (25/4).
Endang melanjutkan, "Apakah kesalahan dari dokter, apakah penanganan ruangan, atau apakah dari pasiennya juga? Misalnya setelah operasi, sebelum bergerak jangan makan-minum dulu, tiba-tiba makan, bisa jadi ada sesuatu. Jadi harus dicek dulu di mana kesalahannya."
Awal Mula
Awalnya, Kintan mengalami kecelakaan di tempatnya bekerja pada Sabtu (19/4). Tiga jari tangannya terluka terkena mesin press.
Kakak korban, Engkus, menuturkan bahwa setelah korban mengalami kecelakaan kerja, korban lalu berangkat sendiri membawa motor menuju RS Fikri Medika untuk menjalani pengobatan.
Pengobatan di rumah sakit tersebut berdasarkan rekomendasi dari pihak perusahaan.
Menurut Engkus, kondisi korban ketika itu sehat. Hal itu terlihat saat pihak keluarga sempat merekam momen korban saat berada di ruang perawatan.
Video yang memperlihatkan korban sebelum mengembuskan napas terakhir itu viral.
"Jam 8 pagi berangkat ke RS Fikri, terus sekitar jam 10 diganti perban, diinfus. Itu masih di ruang IGD. Kami masih sempat ngobrol, adik saya enggak ada sakit apa-apa, luka sedikit saja di jari kena mesin press," kata Engkus, Jumat (25/4).
Beberapa saat kemudian, korban lalu dipindahkan ke ruang rawat inap. Di sana, perawat menjelaskan bahwa korban akan menjalani operasi sekitar pukul 15.00 WIB.
"Ada suster menyuruh puasa sebelum operasi. Habis itu jam 3 dibawa ke ruang operasi. Operasinya lumayan lama, saya nunggu sampai jam 5 masih di ruang operasi," kata dia.
Keluarga Kaget Diberi Tahu Kintan Kritis
Tak berselang lama, pihak rumah sakit menyebut korban berada di ruang ICU karena kondisinya kritis. Pihak keluarga pun saat itu kaget.
"Saya kaget, kok bisa? Yang dioperasi itu kan cuma luka sedikit, kok sampai masuk ICU? Pas dilihat di monitornya, kondisi sudah enggak bisa apa-apa, enggak ada napas," kata Engkus.
Menurut Engkus, dokter menjelaskan operasi sudah selesai dan masuk masa pemulihan, namun di masa pemulihan itu Kintan muntah sampai cairannya masuk ke hidung, merendam paru-paru hingga pembuluh darahnya pecah.
"Saya tanya lagi, kondisi adik saya sebelum operasi bagaimana? Katanya 'Semuanya sehat Pak, jantung, dada, semua normal'," kata Engkus.
Keluarga Minta Keadilan: Ada Kejanggalan
Jenazah korban saat ini sudah dikebumikan di dekat pemukiman keluarganya, namun pihak keluarga menuntut itikad baik pihak rumah sakit.
"Saya kira ada kejanggalan yang tidak bisa saya terima. Saya menuntut pihak RS ada itikad baik dengan pihak korban. Kita minta keadilan, perhatian kepada pemerintah maupun orang yang peduli dengan keadaan almarhum," kata Engkus.
Pewarta : Red