• Kontak
  • BATASMEDIA99
  • Tercepat, Akurat,Terpercaya
BatasMedia99 - Tercepat, Akurat,Terpercaya
Kam, 15 Mei 2025

Belum Dibayar Hingga 1 Miliar, Jasa Katering MBG di Kalibata Berhenti Sementara

Belum Dibayar Hingga 1 Miliar, Jasa Katering MBG di Kalibata Berhenti Sementara

BatasMedia99.com,- JAKARTA. Penyedia jasa katering program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk area Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, mengaku merugi hampir Rp 1 miliar. Kerugian terjadi karena yayasan pengelola MBG belum membayar katering selama dua bulan.

Dampaknya, pengoperasian dapur MBG untuk distribusi di sekitar wilayah Kalibata, Pancoran, terhenti sementara. Danna Harly dari Harly Law selaku kuasa hukum penyedia jasa katering menyesalkan tindakan Yayasan MBN yang ditunjuk pemerintah untuk mengelola MBG belum membayar hak kliennya. Padahal, kliennya selama dua bulan sudah memasak 65.025 porsi MBG.

”Perselisihan terjadi pada Maret 2025. Ini dimulai saat klien kami mengetahui ada perbedaan anggaran untuk siswa-siswa PAUD, TK, atau SD,” kata Danna, saat konferensi pers di Dapur MBG Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (15/4/2025) sore.

Pengacara Danna Harly bersama kliennya, Ira Mesra Destiawati (59), menyampaikan keterangan terkait dugaan tindak pidana penipuan atau penggelapan dari Yayasan MBN dalam perjanjian kerja sama pengadaan makan bergizi gratis di wilayah Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (15/4/2025).

Menurut Danna, berdasarkan kontrak kerja sama antara penyedia katering MBG Ira Mesra Destiawati (59) dan Yayasan MBN, setiap porsi MBG dihargai Rp 15.000. Namun, dalam perjalanannya, pihak yayasan secara sepihak menurunkan harga satu porsi MBG menjadi Rp 13.000.

Harga satu porsi MBG yang tak lagi sesuai nilai kontrak itu pun masih dipotong oleh Yayasan MBN sebesar Rp 2.500 per porsi. Artinya, untuk setiap porsi MBG, penyedia jasa katering hanya mendapat Rp 10.500 per porsi.

”Setelah kejadian ini, klien kami mengetahui pula bahwa BGN (Badan Gizi Nasional) telah membayar ke Yayasan MBN sebesar Rp 386,5 juta. Saat Ibu Ira hendak menagih haknya, pihak yayasan malah berkata bahwa Ibu Ira kekurangan bayar Rp 45.314.249 dengan dalih ada invoice-invoice saat di lapangan yang dibeli SPPG (satuan pelayanan pemenuhan gizi) atau yayasan,” tutur Danna.

Menurut Danna, seluruh dana operasional MBG—mulai dari bahan pangan, sewa tempat, kendaraan, listrik, peralatan dapur, hingga juru masak—berasal dari kantong pribadi kliennya. Artinya, selama proses penyediaan MBG, pihak yayasan disebut belum membayar sepeser pun kepada Ira.

Suasana Dapur MBG Kalibata, Jakarta, yang berhenti beroperasi, Selasa (15/4/2025). Dapur MBG Kalibata berhenti beroperasi terakhir Jumat (11/4/2025). Dapur yang seharusnya beroperasi lagi pada Senin (14/4/2025) ini terpaksa berhenti karena tidak memiliki dana operasional.

Hal itu pula yang menyebabkan dapur MBG di Kalibata tidak beroperasi sejak sekitar pertengahan Maret 2025. Saat Kompas mendatangi dapur itu, Selasa sore, tidak ada kegiatan masak-memasak. Dapur kosong melompong dan tiada aktivitas pegawai.

”Maka, terhadap tindakan yayasan yang tidak membayarkan sepeser pun hak klien kami, Hary Law akan mengambil langkah hukum baik gugatan perdata maupun laporan polisi. Kami harap ini dapat membuka mata pemerintah dan masyarakat bahwa MBG ini program yang sangat baik. Namun, saat pelaksanaan, banyak hal yang tidak sesuai dan sangat rentan dipermainkan oleh oknum-oknum,” ucap Danna.

Pihak kuasa hukum Ira telah melaporkan persoalan tersebut ke Polres Metro Jakarta Selatan per 10 April 2025. Dalam lampiran disebutkan, diduga telah terjadi tindak pidana penipuan atau penggelapan yang telah dilakukan oleh terlapor.

Danna berharap pemerintah mengevaluasi secara berkala program MBG agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Selain itu, pemerintah juga diminta segera membuka tempat aduan program MBG lantaran diyakini ada korban lain seperti yang dialami Ibu Ira.

Pengacara Danna Harly bersama kliennya, Ira Mesra Destiawati (59), menyampaikan keterangan terkait dugaan tindak pidana penipuan atau penggelapan dari Yayasan MBN dalam perjanjian kerja sama pengadaan makan bergizi gratis di wilayah Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (15/4/2025).

Yayasan membantah

Ketika dikonfirmasi, Selasa malam, Penanggung Jawab Yayasan MBN Yunita membantah pihak Ira tidak dibayar. Yunita mengklaim telah membayarkan kewajiban kepada Ira. Dia mengaku punya bukti dan saksi terkait pembayaran itu.

”Banyak yang hubungi saya hari ini. Tanyakan kembali, mana bukti dari dia yang belum dibayar. Kami punya bukti lengkap semua, dan kami punya banyak saksi,” ujar Yunita, Selasa malam.

Sementara itu, menurut Ira, dirinya adalah mitra dapur dari Yayasan MBN. Ira sejak awal tak ragu untuk terlibat menyukseskan program Presiden Prabowo Subianto, yakni program MBG.

”Saya berpikir, walaupun perjalanannya nanti tidak mungkin pemerintah memberikan sesuatu yang jadi masalah seperti ini. Saya pun sejak hari pertama pelaksanaan, banyak bicara dengan SPPG karena saya ditunjuk SPPG sebagai kepala dapur. Awalnya, saya tidak tahu bahwa kepala dapur itu tanggung jawabnya sejauh apa,” kata Ira.

Ira Mesra Destiawati (59), pemegang dapur MBG di area Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan.

Meski tak banyak paham soal program MBG, Ira memilih untuk tetap menjalankan tanggung jawabnya memasak dan menyediakan MBG. Ira bertanggung jawab mengadakan MBG di 19 sekolah.

Proses pengadaan makanan untuk MBG dia lakukan dengan mengubah restorannya menjadi dapur MBG. Ira pun menyiapkan bahan untuk MBG dengan uang pribadi.

”SPPG, menurut saya, juga tidak kooperatif. Itu hanya chat WA dan WA, tapi tidak briefing, tidak ada pengarahan, tidak ada informasi bahwa saya harus menandatangani pada saat makanan bergizi gratis itu sudah sampai ke sekolah,” kata Ira.

Suasana Dapur MBG Kalibata, Jakarta, yang berhenti beroperasi, Selasa (15/4/2025).

Salah satu bentuk tidak kooperatifnya SPPG, lanjut Ira, adalah tak ada respons serius dari pihak tersebut dalam menyelesaikan urusan administrasi keuangan. Akibatnya, Ira tidak paham kewajiban administrasi yang harus dia penuhi agar haknya dapat dibayar oleh SPPG.

”Jadi, antara yayasan dan SPPG mengatur sendiri pertanggungjawaban semua dokumen. Saya dituntut kirim invoice-invoice, tapi invoice-nya selalu salah. Jadi, yang benar itu seperti apa, saya enggak tahu,” tuturnya.

Pelaksanaan MBG yang digadang-gadang sebagai andalan pemerintahan Presiden Prabowo belakangan mendapat banyak sorotan. Mulai dari keluhan terhadap suguhan menu yang minimalis hingga dikabarkan ada daging mentah dalam kotak makanan program MBG di Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Beberapa Kasus Terkait Program Makan Bergizi Gratis

Dalam tanya jawab dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa, Presiden Prabowo Subianto memperkirakan penerima manfaat MBG bisa mencapai 100 persen pada Oktober atau November nanti, dari target 82,9 juta penerima. Program itu kini sudah menjangkau lebih dari 3 juta penerima manfaat.

Namun, Presiden Prabowo tidak memungkiri masih ada kecurangan sejumlah pihak. ”Dan, kita sudah tangkap beberapa peristiwa, ya wajarlah, ya, kan? Yang bekerja di dapur, ketahuan itu bawa dibungkus,” tuturnya pada sesi bernama ”Presiden Prabowo Menjawab”.

Pewarta : Red