BatasMedia99.com,- KOTA PASURUAN. Viralnya berita diberbagai medsos terkait bullying beberapa teman semasa SMPN 2 hingga SMA Negeri 4 Kota Pasuruan yang berujung NS (17th) masuk RSJ (Rumah Sakit Jiwa) Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Jl A. Yani, Lawang, Malang, pada hari Rabu (21/8) hingga pihak keluarga NS melaporkan ke Polresta Pasuruan hari Senin (26/8).
Gercep (gerak cepat) Kepolisian guna penyidikan, segera memberikan surat guna klarifikasi dengan memanggil 12 pihak, diantaranya 8 murid didik terlapor, 2 murid teman korban perundungan dan 2 Guru sebagai saksi, secara maraton pada Rabu-Kamis (28-29/8).
Dimana, pada hari Rabu (28/8) pihak sekolah SMA Negeri 4 Kota Pasuruan memberikan konsekwensi kepada 8 murid selaku perundungan dengan mengambil keputusan mengeluarkan 3 murid didiknya, dan untuk 5 murid sedeng menunggu proses keputusan pihak Dinas Pendidikan Jatim.
Hal ini, Irwan Tjahjono, SH., MM. angkat bicara bahwasannya, komitmen Dispendik selalu menekankan kepada tiap Sekolahan agar tidak terjadi bullying, dalam pengawasan pihak sekolah tidak bisa secara masif yang juga dibutuhkan peran keluarga. Jumat (30/8/24).
"Komitmen Dinas Pendidikan agar tidak terjadi bullying, kami selalu menekankan pengawasan di Sekolah masing-masing, baik oleh Kepala Sekolah, Guru maupun Guru BK (Bimbingan Konseling). Namun pengawasan tidak bisa dilakukan secara masif kalau hanya dilakukan oleh Sekolah, tentu peran orang tua dan keluarga sangat dibutuhkan," paparnya.
Menurut Kacabdin, saat ini penanganannya sudah oleh pihak Polres karena sudah ada laporan dari pihak keluarga korban bullying, maka tentunya sudah diserahkan kepada pihak Polres Kota Pasuruan.
"Sebelumnya sudah kami mediasi dan sudah dipanggil para orang tua yang anaknya melakukan bullying untuk dimintai keterangan dan sekaligus memberikan peringatan terhadap anak-anaknya yang melakukan bullying," ungkap Erwan Tjahjono.
Ia juga menambahkan, "Kami akan menunggu proses lebih lanjut, Dinas akan melakukan langkah-langkah evaluasi secara langsung yang ada dilingkungan sekolah agar tidak terjadi lagi atau tidak berulang kejadian yang sama".
Pewarta: Saichu
