BatasMedia99.com,- KABUPATEN TULUNGAGUNG. Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung menemukan 17 kasus chikungunya selama Januari-April 2025.
Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2024, yang hanya ditemukan 8 kasus chikungunya. Seperti halnya Demam Berdarah Dengue (DBD), virus chikungunya disebarkan oleh nyamuk.
Penderitanya akan merasakan nyeri di persendian, demam bahkan hingga bengkak di kaki. Pada kasus yang parah, penderita bisa mengalami sulit bergerak atau kelumpuhan sementara.
"Kalau angkanya memang lebih tinggi dari tahun lalu."
"Selama ini tidak pernah ada fatalitas karena chikungunya," jelas Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani.
Desi memaparkan, ada 272 terduga (suspect) penderita chikungunya temuan petugas kesehatan maupun laporan warga. Dari jumlah itu, setelah dicek hanya 17 orang yang positif chikungunya.
Temuan kasus tersebar di Kecamatan Kedungwaru, Kalidawir, Kauman, Karangrejo, Gondang dan Boyolangu. Sementara tahun 2024 ditemukan 170 suspect, 8 di antaranya positif chikungunya.
Temuan kasus tersebar di Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Kalidawir, kauman dan Karangrejo.
"Tidak ada satu pun pasien yang dirujuk ke rumah sakit. Semua selesai dengan perawatan petugas kami dari Puskesmas," sambung Desi.
Munculnya kasus chikungunya bersamaan dengan kasus DBD.
Salah satu penyebabnya adalah datangnya musim hujan, lalu muncul kantong-kantong air di barang bekas yang jadi tempat perkembangbiakan.
Untuk pencegahannya sama seperti DBD, yaitu melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Untuk bulan Mei ini sudah ada beberapa laporan. Tapi tidak signifikan seperti DBD," ungkap Desi.
Biasanya kasus chikungunya akan mereda setelah ada gerakan PSN. Jarang pada kasus chikungunya ditindaklanjuti dengan fogging atau pengasapan.
Namun tahun ini Dinkes sudah melakukan 2 kali fogging, salah satunya di Kecamatan Kedungwaru.
"Kalau hanya 1 atau 2 kasus dan tidak ada penularan, cukup dengan PSN saja," tegasnya.
Pewarta : Red