BatasMedia99.com, - KOTA PASURUAN. Merasa sangat kecewa, sebagai tamu undangan, khusus NGO difasilitasi sebuah tenda mini diluar gedung pada acara rapat paripurna pengucapan sumpah/janji 30 anggota DPRD Kota Pasuruan, masa jabatan periode 2024-2029 di Jl Balaikota, Kelurahan Kandangsapi, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.
Acara ini, bedasarkan undangan seluruh anggota Dewan berserta anggota keluarga dan OPD Kota Pasuruan. Turut diundang hanya beberapa Wartawan yang dibatasi dan NGO yang tergabung dari perwakilan Toga, Tomas, LSM dan Ormas se-Kota Pasuruan. Jumat Pagi (30/8/24)
Menurut NGO, fasilitas yang diberikan dinilai tidak menghargai mereka, layaknya bekupon (kandang burung dara) dengan kursi yang berada diluar gedung yang terasa panas dan tidak muat hingga duduk nglempoh (bersimpuh) diatas rumput, diluapkan dengan menolak bingkisan didepan pintu masuk gedung DPRD Kota Pasuruan.
"Terus terang hari ini, sangat, sangat, sangat kecewa, ini penghinaan, tidak menghargai, tidak menghormati. Karena kita ini diundang, yang ikut melahirkan calon-calon DPR yang duduk sekarang ini. Akan tetapi, tidak menghargai dan menghormati teman-teman. Masak pantas ditempatkan seperti kandang sampai duduk Nglempoh !," geram Ayik Suhaya, ketua GM FKPPI sekaligus Wagub LSM LIRA Jatim.
Hal senada diungkapkan beberapa NGO, yang menyatakan tatanan acara DPRD Kota Pasuruan tidak profesional, yang merasa dikucilkan dan tidak pantas, dan tebang pilih terhadap NGO. Sedangkan, gedung mewah dan acara ini memakai dana anggaran dari rakyat Kota Pasuruan.
"Seharusnya ada persamaan, tidak ada pembatas diluar gedung. Kami pun ingin menyaksikan pelantikan ini, tapi sangat ironis kalau kita ditempatkan diluar," ungkap Mbah Yono Laskar Merah Putih.
"Ini sangat tidak pantas pemandangan ini !, kita ini rakyat, anggaran ini dipakai dari rakyat, kenapa kita dibiarkan Nglempoh (bersimpuh) diatas rumput," tegas Ali Mudin ketua LSM GEMPAR.
"Hari ini kita sangat kecewa betul, wakil rakyat sudah tebang pilih memberikan apresiasi pada NGO tidak profesional. Kami akan menyatakan sikap bahwasanya ini tidak bisa dibiarkan," papar Moudrix, sekjen LSM-Bara sembari membuang bingkisan.
"Sangat ironis sekali kita tidak bisa dihargai, ini moment dewan yang seenaknya sendiri. Padahal kita berkumpul bersama para alim ulama, Tomas, LSM dan Ormas untuk memberikan penghormatan kok dikucilkan. Apa bedanya kita dengan yang lain?," ujar Nuchan, Suropati Kutho.
"Untuk ketua Dewan, lain kali Tomas dan Toga dihargai, jangan dikasih tempat kayak bekupon e doro (kandang burung dara). Karena apa?, gedung sebesar ini dibangun untuk rakyat, uang dari rakyat, seharusnya merakyat bukan penghianat !," cetus Encuz, LSM Surapati.
Mewakili NGO, Ayik Suhaya berharap untuk aliansi LSM se-Kota Pasuruan tetap harus wajib mengawal kinerja DPRD Pasuruan selama 5 tahun harus amanah terhadap rakyat jangan sampai kinerjanya menyimpang melakukan korupsi dan bekerja 3D: datang, duduk, duit.
”Kami semua dari Aliansi NGO se-Kota Pasuruan akan selalu kawal kinerja anggota DPRD kota Pasuruan periode 2024-2029, jangan ada penyimpangan, korupsi dan tidak ada ada dusta pada masyarakat yang mewakili kot Pasuruan. Aliansi LSM se-kota Pasuruan sepakat akan melayangkan surat audensi setelah ini bila perlu melakukan demo turun ke jalan.” pungkas Ayi Suhaya, S.H.
Pewarta : Saichu