BatasMedia99.com,- MADIUN. Mantan calon legislatif dari Partai Perindo, Hari Siswanto, membongkar paving di Lapak Kampir, Kelurahan Kanigoro, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Senin (16/12/2024).
Hari menjelaskan bahwa langkah ini diambil karena adanya perbedaan antara Rencana Anggaran Biaya (RAB) awal dengan alokasi dana yang disetujui Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun.
Dia mengungkapkan, pada tahun 2022, Pemkot Madiun merancang pembangunan fasilitas umum berupa lapak-lapak untuk mendukung warga terdampak pandemi Covid-19.
Dalam pertemuan yang melibatkan Wali Kota Maidi, camat, dan tim perencana, disepakati bahwa proyek tersebut akan mencakup paving, gazebo, tempat parkir, kontainer mainan anak, payung, serta pohon tabebuya, dengan total RAB lebih dari Rp400 juta.
Namun, anggaran yang disetujui hanya Rp200 juta. Mencakup kontainer mainan anak, tempat parkir, payung, dan pohon tabebuya.
“RAB awal sudah diserahkan ke Pemkot melalui pihak kelurahan. Namun, yang disetujui hanya Rp200 juta, dan itu tidak mencakup paving. Padahal, lokasi pembangunan masih berupa tanah,” ujar Hari Siswanto, Rabu (18/12/2024).
Hari menilai paving sangat penting untuk menopang fasilitas seperti kontainer mainan dan payung. Meskipun beberapa fasilitas telah selesai dibangun, pembayaran untuk paving yang tidak dianggarkan Pemkot tetap belum terpenuhi.
“Paving yang saya bongkar tidak saya buang. Saya sumbangkan ke MI Al Mubarok. Keputusan ini diambil karena paving memang tidak termasuk dalam anggaran yang disetujui,” ungkapnya.
Hari menambahkan, pengalaman ini menjadi pelajaran baginya agar lebih teliti dalam mengawal proyek ke depan.
Lurah Kanigoro, Angga Wahyu Nurcahyo, menyatakan bahwa paving yang dibongkar merupakan milik pribadi Hari Siswanto, bukan aset Pemkot.
“Ketika pembangunan dilakukan, tidak ada anggaran dari APBD 2022. Hari Siswanto mengambil kembali paving miliknya karena merasa tidak mendapatkan penggantian dana,” jelas Angga.
Ia juga menyebutkan bahwa Hari sebelumnya meminta penggantian dana pembangunan senilai Rp150 juta kepada Pemkot. Namun, permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi karena keterbatasan anggaran dan kendala administratif.
Pembongkaran paving menimbulkan dampak langsung bagi pedagang di Lapak Kampir. Area tersebut kini terbengkalai, dengan kondisi tanah menjadi becek saat hujan. Banyak pedagang menghentikan aktivitas mereka hingga situasi membaik.
Angga memastikan bahwa pihaknya akan mengupayakan pembangunan ulang lapak melalui mekanisme musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang). “Kami akan coba usulkan kembali pembangunan agar aktivitas pedagang dapat berjalan normal,” katanya.
Para pedagang berharap pembangunan ulang dapat segera dilaksanakan agar mereka dapat kembali berjualan tanpa kendala. Dengan perencanaan yang lebih baik, kejadian serupa diharapkan tidak terulang lagi.
Pewarta : Red